Le Maître échange propos, anecdotes, brèves paraboles et maximes avec ses disciples. Tr. Couvreur (fr), Legge (en) et Lau (en).
Le Maître dit : « Celui qui gouverne un peuple par la Vertu est comme l'étoile polaire qui demeure immobile, pendant que toutes les autres étoiles se meuvent autour d'elle. »
Couvreur II.1.
The Master said, "He who exercises government by means of his virtue may be compared to the north polar star, which keeps its place and all the stars turn towards it."
Legge II.1.
The Master said, 'The rule of virtue can be compared to the Pole Star which commands the homage of the multitude of stars without leaving its place.'
Lau [2:1]
Suatu pepatah ‘Tujuan adanya pemerintah adalah moralitas, sebagai contoh adalah bintang utara yang disekitarnya ada begitu banyak bintang yang biasa-biasa saja’.
Sugiar Yao – 01/12/2009
1. Nabi bersabda : "Pemerintahan yang berdasarkan Kebajikan itu laksana bintang Kutub Utara tetap di tempatnya dan bintang-bintang lain mengelilinginya."
Matakin-Indonesia – 07/12/2008
29. a. Orang-orang dari Hu-xiang sukar diajak bicara baik-baik. Suatu ketika anak-anak muda dari daerah itu ingin menjumpai Nabi, maka murid-murid merasa bimbang.
b. Nabi bersabda, "Aku hanya melihat bagaimana mereka datang, bukan apa yang akan mereka perbuat setelah berlalu. Mengapakah kamu bersikap keterlaluan ? Orang yang datang dengan sudah membersihkan diri ; Kuterima kebersihan dirinya itu tanpa Kupersoalkan apa yang telah pernah mereka perbuat pada waktu yang lalu".
Matakin-Indonesia –
9 – 07/12/2008
28. Nabi bersabda, "Mungkin ada orang yang sesungguhnya tidak mengerti, tetapi ingin ikut-ikut melakukan ; Aku tidak akan berbuat seperti itu. Banyaklah mendengar, ambillah yang baik dan ikutilah. Banyaklah melihat dan ingat-ingatlah di dalam hati. Orang yang demikian dapat digolongkan orang pandai tingkat kedua."
Matakin-Indonesia –
8 – 07/12/2008
27. Nabi mau memancing tetapi tidak mau menjaring, mau memanah burung tetapi tidak mau yang sedang hinggap.
Matakin-Indonesia –
7 – 07/12/2008
26. a. Nabi bersabda, "Biar Aku tidak dapat menjumpai seorang Nabi, asal dapat menjumpai seorang Junzi, cukuplah bagiKu".
b. "Biar Aku tidak dapat menjumpai seorang yang sempurna Kebajikannya, asal dapat menjumpai seorang yang berkemauan tetap, cukuplah bagiKu".
c. "Orang yang sesungguhnya tidak mempunyai, tetapi berlagak mempunyai; sebenarnya kosong, tetapi berlagak penuh ; dan sesungguhnya kekurangan tetapi berlagak mewah ; niscaya sukar mempunyai kemauan tetap".
Matakin-Indonesia –
6 – 07/12/2008
26. a. Nabi bersabda, "Biar Aku tidak dapat menjumpai seorang Nabi, asal dapat menjumpai seorang Junzi, cukuplah bagiKu".
b. "Biar Aku tidak dapat menjumpai seorang yang sempurna Kebajikannya, asal dapat menjumpai seorang yang berkemauan tetap, cukuplah bagiKu"
Matakin-Indonesia –
6 – 07/12/2008
25. Ada empat hal di dalam Ajaran Nabi : Pengetahuan Kitab, Perilaku, Kesatyaan dan Dapat Dipercaya.
Matakin-Indonesia –
5 – 07/12/2008
24. Nabi bersabda, "Hai, murid-muridKu ; adakah kausangka bahwa Aku merahasiakan sesuatu ? Sesungguhya tiada yang Kurahasiakan terhadapmu. Tiada yang Kulakukan dengan tiada setahumu. Demikianlah sifat Qiu, murid-muridKu".
Matakin-Indonesia –
4 – 07/12/2008
23. Nabi bersabda, "Tian (Tuhan Yang Maha Esa) telah menyalakan Kebajikan dalam diriKu. Apa yang dapat dilakukan Huan-tui terhadap diriKu ?"
Matakin-Indonesia –
3 – 07/12/2008
22. Nabi bersabda, "Tiap kali jalan bertiga, niscaya ada yang dapat Kujadikan guru. Kupilih yang baik, Kuikuti dan yang tidak baik, Kuperbaiki".
Matakin-Indonesia –
2 – 07/12/2008
21. Nabi tidak membicarakan tentang kekuatan yang aneh-aneh (kekuatan mujijat) dan rokh-rokh yang tidak karuan.
Matakin-Indonesia –
1 – 07/12/2008
20. Nabi bersabda, "Aku bukanlah pandai sejak lahir, melainkan Aku menyukai ajaran-ajaran kuno dan dengan giat mempelajarinya".
Matakin-Indonesia –
0 – 07/12/2008
1. Nabi bersabda : "Pemerintahan yang berdasarkan Kebajikan itu laksana bintang Kutub Utara tetap di tempatnya dan bintang-bintang lain mengelilinginya".
Matakin-Indonesia – 07/12/2008
Dans la version chinoise originale, l' avant dernier caractère est le mot "gong"avec la clé de la main.拱 Cette erreur de retransscription de caractère entraînerait une légère modification dans le sens , que nous nous permettons de vous proposer "toutes les autres étoiles le protégeront/soutiendront"
Agnes Shih – 06/12/2006
Le Maître dit : « Les Odes sont au nombre de trois cents. Un seul mot les résume toutes : penser sans dévier. »
Couvreur II.2.
The Master said, "In the Book of Poetry are three hundred pieces, but the design of them all may be embraced in one sentence – 'Having no depraved thoughts.'"
Legge II.2.
The Master said, 'The Odes are three hundred in number. They can be summed up in one phrase,
Swerving not from the right path.'
Lau [2:2]
Suatu pepatah ‘Tiga ratus puisi, dapat dipenuhi hanya dengan satu ucapan, Pepatahnya “Jangan berpikiran jahat”’.
Sugiar Yao – 01/12/2009
2. Nabi bersabda : "Ada tiga ratus sanjak lebih isi Kitab Sanjak, tetapi dapat diringkas menjadi satu kalimat : 'Pikiran jangan sesat'."
Matakin-Indonesia – 07/12/2008
1. Nabi bersabda, "Sungguh sempurna Kebajikan Tai-bo ; tiga kali ia rela melepaskan haknya sebagai seorang putera makhkota. Maka rakyat tidak mengerti bagaimana harus memujinya."
Matakin-Indonesia –
9 – 07/12/2008
38. Nabi sangat ramah tamah tetapi sungguh-sungguh ; agung tetapi tidak nampak bengis ; penuh hormat tetapi wajar.
Matakin-Indonesia –
8 – 07/12/2008
37. Nabi bersabda, "Seorang Junzi berhati longgar dan lapang ; seorang rendah budi berhati sempit dan berbelit-belit."
Matakin-Indonesia –
7 – 07/12/2008
36. Nabi bersabda, "Seorang yang bermewah-mewah, niscaya sombong ; seorang yang terlalu hemat, niscaya kikir. Tetapi dari pada sombong lebih lumayan kikir".
Matakin-Indonesia –
6 – 07/12/2008
35. Nabi sakit, Zi-lu ingin melakukan doa bagi kesembuhanNya. Nabi bertanya, "Adakah peraturan semacam itu ?"
Zi-lu menjawab, "Ada. Di dalam surat Doa disebut 'Berdoalah kepada rokh-rokh yang di atas dan di bawah !'
Nabi bersabda, "Kalau begitu, Aku sudah lama berdoa".
Matakin-Indonesia –
5 – 07/12/2008
34. a. Nabi bersabda, "Untuk menjadi seorang Nabi atau seorang yang berperi Cinta Kasih, bagaimanakah Aku berani mengatakan ? Tetapi di dalam hal belajar dengan tidak merasa jemu, mendidik orang dengan tidak merasa capai, orang boleh mengatakan hal itu bagiKu."
b. Gong Xi-hua berkata, "Justru dalam hal itulah murid-murid tidak dapat mencapainya."
Matakin-Indonesia –
4 – 07/12/2008
33. Nabi bersabda, "Di dalam hal pengetahuan Kitab, mungkin Aku sudah menyamai orang-orang lain ; tetapi di dalam hal kesungguhan berlaku sebagai seorang Junzi, Aku masih khawatir belum berhasil."
Matakin-Indonesia –
3 – 07/12/2008
32. Bila Nabi mendengar orang menyanyikan lagu yang baik, niscaya minta diulanginya dan kemudian ikut menyanyi.
Matakin-Indonesia –
2 – 07/12/2008
32. Bila Nabi mendengar orang menyanyikan lagu yang baik, niscaya minta diulanginya dan kemudian ikut menyanyi.
Matakin-Indonesia –
2 – 07/12/2008
31. a. Chen Si-bai bertanya, "Apakah Raja muda Zhao mengerti Kesusilaan ?" Nabi menjawab, "Mengerti !"
b. Setelah Nabi Kongzi pergi, Wu Ma-qi dipersilahkan masuk dan diberitahu, "Menurut pendengaranku, seorang Junzi itu tidak menyebelah. Tetapi mungkinkah seorang Junzi menyebelah ? Pangeran kita sudah mengambil seorang gadis dari negeri Wu yang sama nama marganya, tetapi lalu diubah menjadi Wu Meng-zi. Kalau pangeran kita mengerti Kesusilaan, siapakah yang tidak mengerti Kesusilaan ?"
c. Wu Ma-qi melaporkan hal itu. Nabi bersabda, 'Sungguh beruntunglah Aku, karena tiap kali berbuat salah, segera ada orang yang mengetahuinya."
Matakin-Indonesia –
1 – 07/12/2008
30. Nabi bersabda, "Jauhkah peri Cinta Kasih ? Kalau Aku inginkan Cinta Kasih, Cinta Kasih itu sudah besertaKu."
Matakin-Indonesia –
0 – 07/12/2008
2. Nabi bersabda : "Ada tiga ratus sanjak lebih isi Kitab Sanjak, tetapi dapat diringkas menjadi satu kalimat : 'Pikiran jangan sesat'."
Matakin-Indonesia – 07/12/2008
[Xref] Lunyu II. 2. quotes Shijing IV. 4. (297)
Le Maître dit : « Si le prince conduit le peuple au moyen des lois et le retient dans l'unité au moyen des châtiments, le peuple s'abstient de mal faire ; mais il ne connaît aucune honte. Si le prince dirige le peuple par la Vertu et fait régner l'union grâce aux rites, le peuple a honte de mal faire, et devient vertueux. »
Couvreur II.3.
1. The Master said, "If the people be led by laws, and uniformity sought to be given them by punishments, they will try to avoid the punishment, but have no sense of shame.
2. "If they be led by virtue, and uniformity sought to be given them by the rules of propriety, they will have the sense of shame, and moreover will become good."
Legge II.3.
The Master said, 'Guide them by edicts, keep them in line with punishments, and the common people will stay out of trouble but will have no sense of shame. Guide them by virtue, keep them in line with the rites, and they will, besides having a sense of shame, reform themselves.'
Lau [2:3]
Suatu pepatah ‘Hukum alam semesta diperlakukan seperti pengendalian, ketenangan diperlakukan seperti hukuman, masyarakat menghindari sepertinya tidak ditertawakan.
Hukum alam semesta diperlakukan seperti moralitas, ketenangan diperlakukan seperti aturan, ada yang menertawakan akan menjadi kejiwaan dirinya’.
Sugiar Yao – 01/12/2009
3. a. Nabi bersabda : "Dibimbing dengan undang-undang, dilengkapi dengan hukuman, menjadikan rakyat hanya berusaha menghindari dan kehilangan perasaan harga diri".
b. "Dibimbing dengan Kebajikan dan dilengkapi dengan Kesusilaan, menjadikan rakyat tumbuh perasaan harga diri dan berusaha hidup benar".
Matakin-Indonesia – 07/12/2008
11. Nabi bersabda, "Biar mempunyai kepandaian seperti Pangeran Zhou, bila ia sombong dan tamak, sesungguhnya belum patut dipandang."
Matakin-Indonesia –
9 – 07/12/2008
10. Nabi bersabda, "Seorang yang menyukai keberanian tetapi takut sengsara, akan menjadi pengacau. Yang tidak berperi Cinta Kasih bila terlalu dibenci iapun akan menjadi pengacau."
Matakin-Indonesia –
8 – 07/12/2008
9. Nabi bersabda, Apa yang boleh bagi rakyat, biarlah dilaksanakan, yang tidak boleh, biarlah diketahui."
Matakin-Indonesia –
7 – 07/12/2008
8. a. Nabi bersabda, "Bangunkan hatimu dengan Sanjak."
b. "Tegakkan pribadimu dengan Kesusilaan."
c. "Sempurnakan dirimu dengan Musik."
Matakin-Indonesia –
6 – 07/12/2008
7. a. Zeng-zi berkata, "Seorang siswa tidak boleh tidak berhati luas dan berkemauan keras, karena beratlah bebannya dan jauhlah perjalanannya."
b. "Cinta Kasih itulah bebannya, bukankah berat ? Sampai mati barulah berakhir, bukankah jauh ?"
Matakin-Indonesia –
5 – 07/12/2008
6. Zeng-zi berkata, "Seorang yang dapat diserahi mengasuh anak yatim piatu, dapat menunaikan tugas negara di tempat yang beratus li jauhnya, dan di dalam menjumpai kesulitan tidak goncang hatinya, bukankah ia seorang Junzi ? Sungguh ia seorang Junzi !"
Matakin-Indonesia –
4 – 07/12/2008
5. Zeng-zi berkata, "Cakap, tetapi suka bertanya kepada yang tidak cakap ; berpengetahuan luas tetapi suka bertanya kepada yang kurang pengetahuan ; berkepandaian tetapi kelihatan tidak ; berisi tetapi nampak kosong ; tidak mendendam atas perbuatan orang lain ; dahulu aku mempunyai seorang teman yang dapat melakukan ini."
Matakin-Indonesia –
3 – 07/12/2008
4. a Tatkala Zeng-zi sakit. Meng Jing-zi menengoknya.
b. Zeng-zi berkata, "Burung yang akan mati terdengar sedih suaranya ; sedang orang yang akan mati, baik kata-katanya".
c. Seorang Junzi menjunjung tiga syarat hidup di dalam Jalan Suci. Di dalam sikap dan lakunya, ia menjauhkan sikap congkak dan angkuh ; pada wajahnya selalu menunjukkan sikap Dapat Dipercaya dan di dalam percakapannya selalu ramah tamah serta menjauhi kata-kata kasar."
d. "Mengenai alat perlengkapan upacara sembahyang tidak perlu engkau turut campur, karena sudah ada yang mengurus."
Matakin-Indonesia –
2 – 07/12/2008
4. a. Tatkala Zeng-zi sakit, Meng Jing-zi menengoknya.
b. Zeng-zi berkata, "Burung yang akan mati terdengar sedih suaranya ; sedang orang yang akan mati, baik kata-katanya."
c. "Seorang Junzi menjunjung tiga syarat hidup di dalam Jalan Suci. Di dalam sikap dan lakunya, ia menjauhkan sikap congkak dan angkuh ; pada wajahnya selalu menunjukkan sikap Dapat Dipercaya dan di dalam percakapannya selalu ramah tamah serta menjauhi kata-kata yang kasar".
Matakin-Indonesia –
2 – 07/12/2008
3. a. Tatkala Zeng-zi sakit, dikumpulkan murid-muridnya, lalu berkata, "Singkaplah selimut kakiku, singkaplah selimut tanganku (lihat baik-baik) !".
b. "Didalam Kitab Sanjak, tertulis, "Hati-hatilah, was-waslah seolah-olah berjalan di tepi jurang yang dalam, seolah-olah berdiri menginjak lapisan es yang tipis." Sekarang dan selanjutnya sudah bebaslah aku dari tanggung jawab atas tubuhku. Ingatlah ini , hai anak-anakku !"
Matakin-Indonesia –
1 – 07/12/2008
2. a. Nabi bersabda, "Melakukan hormat tanpa tertib Kesusilaan, akan menjadikan orang repot. Berhati-hati tanpa tertib Kesusilaan, akan menjadikan orang serba takut. Berani tanpa tertib Kesusilaan, akan menjadikan orang suka mengacau. Dan jujur tanpa tertib Kesusilaan, akan menjadikan orang berlaku kasar."
b. "Maka seorang pembesar bila benar-benar dapat melakukan tugas di dalam keluarganya, rakyat akan timbul peri Cinta Kasihnya ; bila tidak dilupakan sahabat-sahabat lamanya, rakyat tidak tawar perasaan hatinya."
Matakin-Indonesia –
0 – 07/12/2008
3. a. Nabi bersabda : "Dibimbing dengan undang-undang, dilengkapi dengan hukuman, menjadikan rakyat hanya berusaha menghindari dan kehilangan perasaan harga diri".
b. "Dibimbing dengan Kebajikan dan dilengkapi dengan Kesusilaan, menjadikan rakyat tumbuh perasaan harga diri dan berusaha hidup benar".
Matakin-Indonesia – 07/12/2008
自分の才能はひけらかさず、自分より才能のない者にも意見を求める。まは、自分の知識はひけらかさず、自分より知識のない者にも教えを受ける。
[Xref] Lunyu VIII. 3. quotes Shijing II. 5. (195)
si jin xin xiao should be si jin xin yi. [corrected, thanks]
Le Maître dit : « À quinze ans, ma volonté était tendue vers l'étude ; à trente ans, je m'y perfectionnais ; à quarante ans, je n'éprouvais plus d'incertitudes ; à cinquante ans, je connaissais le décret céleste ; à soixante ans, je comprenais, sans avoir besoin d'y réfléchir, tout ce que mon oreille entendait ; à soixante-dix ans, en suivant les désirs de mon cœur, je ne transgressais aucune règle. »
Couvreur II.4.
1. The Master said, "At fifteen, I had my mind bent on learning.
2. "At thirty, I stood firm.
3. "At forty, I had no doubts.
4. "At fifty, I knew the decrees of Heaven.
5. "At sixty, my ear was an obedient organ for the reception of truth.
6. "At seventy, I could follow what my heart desired, without transgressing what was right."
Legge II.4.
The Master said, 'At fifteen I set my heart on learning; at thirty I took my stand; at forty I came to be free from doubts; at fifty I understood the Decree of Heaven; at sixty my ear was attuned; at seventy I followed my heart's desire without overstepping the line.'
Lau [2:4]
Suatu pepatah ‘Saat berumur lima belas tahun telah memiliki kesadaran untuk belajar. Umur tiga puluh memiliki pendirian, Umur empat puluh tahun tidak kebingungan. Umur lima puluh tahun mengerti adanya kodrat. Umur enam puluh tahun mudah mendengarkan pendapat yang masuk akal. Umur tujuh puluh tahun hatinya dapat menerima sesuatu yang menjadi nafsunya dan tidak mampu dijangkaunya’.
Sugiar Yao – 01/12/2009
4. a. Nabi bersabda : "Pada waktu berusia 15 tahun, sudah teguh semangat belajarKu".
b. "Usia 30 tahun, tegaklah pendirian".
c. "Usia 40 tahun, tiada lagi keraguan dalam pikiran".
d. "Usia 50 tahun, telah mengerti akan Firman Tian".
e. "Usia 60 tahun, pendengaran telah menjadi alat yang patuh (untuk menerima Kebenaran)".
f. "Dan usia 70 tahun. Aku sudah dapat mengikuti hati dengan tidak melanggar Garis Kebenaran".
Matakin-Indonesia – 07/12/2008
21. Nabi bersabda, "Tentang Raja Yu sesungguhnya tiada yang dapat Kucela. Makan minumnya sangat sederhana, tetapi di dalam sembahyang kepada leluhur dan Tuhan Yang Maha Rokh dapat berlaku bakti benar. Pakaiannya sangat sederhana, tetapi waktu menjalankan upacara sembahyang, ia mengenakan pakaian dan topi yang sangat indah. Istananya sangat sederhana, tetapi dengan sepenuh tenaga ia mengatur saluran-saluran air. Sesungguhnyalah tiada yang dapat Kucela tentang Raja Yu."
Matakin-Indonesia –
9 – 07/12/2008
20. a. Ada lima orang menteri Raja Shun untuk mengatur dunia.
b. Raja Wu berkata, "Ada 10 orang menteriku yang cakap."
c. Nabi Kongzi bersabda, "Memang sukar mencari orang yang cakap. Bukankah begitu ? Bukankah pada jaman Tang dan Yu merupakan jaman banyak orang pandai ?" (Di antara 10 orang menteri yang dikatakan Raja Wu itu) adalah seorang wanita, jadi hanya ada 9 orang laki-laki yang cakap."
d. "Pada waktu itu Raja Wen (ayah Raja Wu) telah menguasai dua per tiga dunia, tetapi ia tetap mengabdi setia kepada Kerajaan Yin. Kebajikan yang dilaksanakan Kerajaan Zhou (oleh Raja Wen) sesungguhnya sudah mencapai puncak Kebajikan."
Matakin-Indonesia –
8 – 07/12/2008
19. a. Nabi bersabda, "Sungguh besar pribadi Yao sebagai raja, sungguh mulia dia, Hanya Tian Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Besar, dan hanya Yao yang dapat mengikutiNya. Sungguh besarlah (Kebajikannya). Maka rakyat tidak tahu bagaimana harus memujinya."
b. "Betapa mulia jasa-jasanya dan adat susila yang diciptakan, sesungguhnya sangat cemerlang."
Matakin-Indonesia –
7 – 07/12/2008
18. Nabi bersabda, "Sungguh tinggi dan mulia Raja Shun dan Yu. Meski dunia menjadi miliknya, sedikitpun tidak untuk kesenangan diri sendiri."
Matakin-Indonesia –
6 – 07/12/2008
17. Nabi bersabda, "Di dalam belajar hendaklah seperti engkau tidak dapat mengejar dan khawatir seperti engkau akan kehilangan pula."
Matakin-Indonesia –
5 – 07/12/2008
17. Nabi bersabda, "Di dalam belajar hendaklah seperti engkau tidak dapat mengejar dan khawatir seperti engkau akan kehilangan pula."
Matakin-Indonesia –
5 – 07/12/2008
16. Nabi bersabda, "Seorang yang hanya berani dan tidak jujur, yang tidak cakap dan tidak hati-hati, yang tidak pandai dan tidak dapat dipercaya. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas dirinya."
Matakin-Indonesia –
4 – 07/12/2008
15. Nabi bersabda, "Guru musik Zhi pada waktu mulai memangku jabatan, telah memainkan lagu Guan Sui denagan akhiran yang sangat megah, merdu memenuhkan telinga."
Matakin-Indonesia –
3 – 07/12/2008
14. Nabi bersabda, "Kalau tiada atas hal yang berhubungan dengan kedudukanmu, janganlah ikut campur tangan."
Matakin-Indonesia –
2 – 07/12/2008
13. a. Nabi bersabda, "Hanya orang yang benar-benar dengan penuh kepercayaan suka belajar, baharulah ia dapat memuliakan Jalan Suci hingga matinya."
b. "Ia tidak masuk ke tempat yang berbahaya. Ia tidak mau berdiam di tempat yang kacau balau. Bila dunia dalam Jalan Suci ia keluar menunaikan tugas ; bila dunia ingkar dari Jalan Suci, ia menyembunyikan diri."
c. "Bila negara di dalam Jalan Suci, ia merasa malu hidup sengsara dan hina ; tetapi bila negara ingkar dari Jalan Suci, ia merasa malu hidup kaya dan mulia."
Matakin-Indonesia –
1 – 07/12/2008
12. Nabi bersabda, "Orang yang setelah belajar tiga tahun tanpa sedikitpun mengingat akan hadiahnya, sesungguhnya jarang didapat."
Matakin-Indonesia –
0 – 07/12/2008
4. a. Nabi bersabda : "Pada waktu berusia 15 tahun, sudah teguh semangat belajarKu".
b. "Usia 30 tahun, tegaklah pendirian".
c. "Usia 40 tahun, tiada lagi keraguan dalam pikiran".
d. "Usia 50 tahun, telah mengerti akan Firman Tian".
e. "Usia 60 tahun, pendengaran telah menjadi alat yang patuh (untuk menerima Kebenaran)".
f. "Dan usia 70 tahun. Aku sudah dapat mengikuti hati dengan tidak melanggar Garis Kebenaran".
Matakin-Indonesia – 07/12/2008
十五歳で学問に志し、三十歳で自分なりの立場が定まった。四十歳になって迷いを捨て、五十歳になって天命を悟った。六十歳になって、他人の意見に素直に耳を傾けるようになった。そして、七十歳になると、とくに自制しないでも、自然とそれほど行き過ぎは言動はしないようになった。
Anon. – 2006/12/05
Anon. – 05/12/2006
十五歳で学問に志し、三十歳で自分なりの立場が定まった。四十歳になって迷いを捨て、五十歳になって天命を悟った。六十歳になって、他人の意見に素直に耳を傾けるようになった。そして、七十歳になると、とくに自制しないでも、自然とそれほど行き過ぎは言動はしないようになった。
Anon. – 05/12/2006
十五歳で学問に志し、三十歳で自分なりの立場が定まった。四十歳になって迷いを捨て、五十歳になって天命を悟った。六十歳になって、他人の意見に素直に耳を傾けるようになった。そして、七十歳になると、とくに自制しないでも、自然をそれほど行き過ぎは言動はしないようになった。
Anon. – 05/12/2006
O Mestre disse « quando a uma fé sincera se unifica o amor pelo aprender mantendo-se firme(1) até à morte, desta forma o ser se aperfeiçoa na maravilha do caminhar na Via.
Um ser como este nunca entra num estado em perigo(2) nem se mantém num país desorganizado. Quando os princípios correctos de governo prevalecem no reino, o ser surge, ao contrário o melhor é esconder-se. É matéria de vergonha ser-se pobre e sem honras num país que segue a Via do mesmo modo que é matéria de vergonha ser-se rico e nobre quando a Via está ausente do governo desse país. »
Notas:
(1) ausente da idéia da morte.
(2) titubeante, periclitante.
Yonathan Hayash
krark_org@netcabo.pt
Yonathan Hayash –
1 – 04/12/2003
Meng I tzeu1 ayant interrogé sur la piété filiale, le Maître répondit : « Elle consiste à ne pas contrevenir. »
Ensuite, alors que Fan Tch'eu2 conduisait le char de Confucius, ce dernier lui dit : « Meng I tzeu m'a interrogé sur la piété filiale ; je lui ai répondu qu'elle consiste à ne pas contrevenir. » Fan Tch'eu dit : « Quel est le sens de cette réponse ? » Confucius répondit : « Un fils doit aider ses parents durant leur vie selon les rites, leur faire des obsèques et des offrandes après leur mort selon les rites. »
1. Meng I tzeu occupait la charge de grand préfet du pays de Lou. Il était chef de l'une des trois, grandes familles (Meng, Chou, Ki) qui s'emparèrent du pays de Lou (MBC).
2. Disciple de Confucius.
Couvreur II.5.
1. Mang Î asked what filial piety was. The Master said, "It is not being disobedient."
2. Soon after, as Fan Ch'ih was driving him, the Master told him, saying, "Mang-sun asked me what filial piety was, and I answered him, – 'not being disobedient.'"
3. Fan Ch'ih said, "What did you mean?" The Master replied, "That parents, when alive, be served according to propriety; that, when dead, they should be buried according to propriety; and that they should be sacrificed to according to propriety."
Legge II.5.
Meng Yi Tzu asked about being filial. The Master answered, 'Never fail to comply.' Fan Ch'ih was driving. The Master told him about the interview, saying, 'Meng-sun asked me about being filial. I answered, "Never fail to comply."' Fan Ch'ih asked, 'What does that mean?' The Master said, 'When your parents are alive, comply with the rites in serving them; when they die, comply with the rites in burying them; comply with the rites in sacrificing to them.'
Lau [2:5]
Lunyu 9:6 Menjelaskan yang besar nilai/ pengaruhnya memberikan kontribusi pada kehidupan setiap orang.
Setiap orang disini termasuk orang-orang berpengetahuan yang dapat menciptakan hal-hal baru dan lain-lain dll. Selama ini mendapatkan bimbingan sehingga dirinya dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dengan tepat. Selanjutnya Nabi secara diplomatis mengatakan, yang besar nilainya/ pengaruhnya mengerti saya, berarti roh pembimbing Nabi selalu memberikan bimbingan pada dirinya. Nabi tidak menghendaki dirinya dinilai angkuh, merasa dirinya utusan tuhan, karena itu menyatakan boleh dikata banyak mendapatkan bimbingan dan boleh dikata belum cukup.
Pertanyaan yang besar nilainya/pengaruhnya memberikan kontribusi pepatahnya ‘Orang berpengetahuan mendapat bimbingan karena partisipasinya, Membawa begitu banyak kemungkinan pula.
Pepatah suatu kontribusi ‘Surga yang mapan dapat diperoleh melalui persiapan roh pembimbing, Lagi-lagi banyak kemungkinan pula. Seseorang mendengar seperti ini menyatakan ‘
Yang besar nilainya/ pengaruhnya mengerti saya, Menurut saya masih kurang pula, sikap merendahkan diri, Sejak dahulu banyak potensi memahami maksud urusan.
Biasanya Nabi banyak sudah melekat, Tidak banyak pula'.
Sugiar Yao –
5 – 01/12/2009
Pertanyaan menjadi orang tua yang dihormati dan penyabar prihal “Kasih sayang”.
Suatu pepatah ‘Jangan memaksakan kehendak, lambat melindungi'.
Seseorang memberitahu pepatahnya seperti ‘Cucu orang tua yang dihormati dikaitkan dengan saya'.
Saya menghadapinya dengan pepatah ‘Jangan memaksakan kehendak'.
Pepatah lambat melindungi 'menceritakan yang selama ini menjadi kebiasaannya pula’.
Suatu pepatah ‘Melahirkan, persoalan diperlakukan dengan aturan, meninggal, kremasi diperlakukan dengan aturan, memberi persembahan diperlakukan dengan aturan’.
Sugiar Yao – 01/12/2009
5. a. Meng Yi-zi bertanya hal Laku Bakti. Nabi menjawab : "Jangan melanggar !"
b. Ketika Fan-chi menyaisi kereta, Nabi memberitahu kepadanya, "Tadi Meng-sun bertanya hal Laku Bakti dan Kujawab 'Jangan melanggar'."
c. Fan-chi bertanya :Apakah yang Guru maksudkan ?" Nabi menjawab, "Pada saat hidup, layanilah sesuai dengan Kesusilaan, ketika meninggal dunia, makamkanlah sesuai dengan Kesusilaan; dan sembahyangilah sesuai dengan Kesusilaan".
Matakin-Indonesia – 07/12/2008
10. Pada waktu Nabi berjumpa dengan orang yang sedang berkabung ; yang mengenakan topi dan pakaian kebesaran ; atau seorang buta, sekalipun orang itu lebih muda, niscaya berdiri bila orang itu lewat. Bila Nabi melewati, selalu mempercepat langkahnya.
Matakin-Indonesia –
9 – 07/12/2008
9. Nabi bersabda, "Burung Feng tidak menampakkan diri, peta tanda-tanda tidak muncul di sungai ; perjalananKu inipun sudah sampai akhirnya."
Matakin-Indonesia –
8 – 07/12/2008
8. Nabi bersabda, "Adakah Aku mempunyai banyak pengetahuan ? Tidak banyak pengetahuanKu ! Tetapi kalau datang seorang yang sederhana bertanya dengan kekosongan hatinya, dengan berpegang pada ke dua ujung persoalan yang dikemukakannya. Aku akan berusaha baik-baik memecahkan persoalannya."
Matakin-Indonesia –
7 – 07/12/2008
7. Seorang murid bernama Lao berkata, "Dahulu Guru pernah bersabda, 'Justru karena Aku tidak diperlukan dunia, maka lebih banyaklah pengetahuan yang Kuperoleh'."
Matakin-Indonesia –
6 – 07/12/2008
6. a. Ada seorang berpangkat Tai-zai bertanya kepada Zi-gong, "Seorang Nabikah Guru tuan, mengapa begitu banyak kecakapanNya ?"
b. Zi-gong menjawab, "Memang Tian, Tuhan Yang Maha Esa telah mengutusNya sebagai Nabi. Maka banyaklah kecakapanNya."
c. Ketika mendengar itu Nabi bersabda, "Tahukah pembesar itu akan diriKu ? Pada waktu muda Aku banyak menderita, maka banyaklah Aku memperoleh kecakapan-kecakapan biasa. Haruskah seorang Junzi mempunyai banyak kecakapan ? Tidak, ia tidak memerlukan banyak."
Matakin-Indonesia –
5 – 07/12/2008
5. a. Nabi terancam di negeri Kong.
b. Beliau bersabda, "Sepeninggal Raja Wen, bukankah Kitab-kitabnya Aku yang mewarisi ?"
c. "Bila Tian Yang Maha Esa hendak memusnahkan Kitab-kitab itu, Aku sebagai orang yang lebih kemudian, tidak akan memperolehnya. Bila Tuhan tidak menghendaki musnahnya Kitab-kitab itu, apa yang dapat dilakukan orang-orang negeri Kong atas diriKu ?"
Matakin-Indonesia –
4 – 07/12/2008
4. Nabi telah lepas dari Empat Cacat : Tidak berangan-angan kosong, tidak mengharuskan, tidak kukuh dan tidak menonjolkan Akunya."
Matakin-Indonesia –
3 – 07/12/2008
3. a. Nabi bersabda, "Mengenakan topi dari rami (untuk orang-orang yang telah dewasa) itulah adat istiadat lama. Sekarang orang menggantinya dengan sutera karena lebih sederhana. Aku mengikuti umum."
b. "Memberi hormat dari tempat bawah, itulah adat istiadat lama, sekarang orang menggantinya dengan memberi hormat setelah orang naik ke atas. Ini sungguh sombong. Meskipun bertentangan dengan umum, Aku tetap menjalankan hormat dari tempat bawah."
Matakin-Indonesia –
2 – 07/12/2008
2. a. Seorang dari daerah Da Xiang pernah berkata, "Sungguh besar Kongzi ! Pengetahuannya sangat luas dan dalam, sayang tidak mempunyai satu keahlian yang dapat memasyhurkan namanya."
b. Mendengar itu Nabi berkata kepada murid-murid, "Aku harus menjadi ahli apa ? Harus menjadi ahli mengendarai keretakah ? Harus menjadi ahli memanahkah ? Baiklah Aku belajar menjadi ahli mengendarai kereta saja."
Matakin-Indonesia –
1 – 07/12/2008
1. Nabi jarang membicarakan hal keuntungan, melainkan hal Firman, melainkan hal Cinta Kasih.
Matakin-Indonesia –
0 – 07/12/2008
5. a. Meng Yi-zi bertanya hal Laku Bakti. Nabi menjawab : "Jangan melanggar !"
b. Ketika Fan-chi menyaisi kereta, Nabi memberitahu kepadanya, "Tadi Meng-sun bertanya hal Laku Bakti dan Kujawab 'Jangan melanggar'."
c. Fan-chi bertanya :Apakah yang Guru maksudkan ?" Nabi menjawab, "Pada saat hidup, layanilah sesuai dengan Kesusilaan, ketika meninggal dunia, makamkanlah sesuai dengan Kesusilaan; dan sembahyangilah sesuai dengan Kesusilaan".
Matakin-Indonesia – 07/12/2008
Meng Ou pe1, ayant interrogé le Maître sur la piété filiale, reçut cette réponse : « Les parents craignent par-dessus tout que leur fils ne soit malade. »
1. Meng Ou pe, fils aîné de Meng I tzeu (MBC).
Couvreur II.6.
Mang Wû asked what filial piety was. The Master said, "Parents are anxious lest their children should be sick."
Legge II.6.
Meng Wu Po asked about being filial. The Master said, 'Give your father and mother no other cause for anxiety than illness.'
Lau [2:6]
Seseorang sakit psihis ‘Satu jalan berbuat (jalan/ cara yang dipakai orang) untuk sekelompok orang seolah-olah dirinya menteri, Pepatah setelah mendengar penyakitnya ‘Perlu waktu lama untuk menjadi seperti semula, Disebabkan semangat kemampuannya tidak memadai pula, Bukan pejabat negara akan tetapi berlaku seolah-olah pejabat negara, Menurut saya ‘Barang siapa mengambil manfaat yang tidak wajar, Surga juga mengambil manfaat yang tidak wajar selamanya, Selain itu diberi keputusan dirinya mati oleh tangan pejabat Negara pula, Tidaklah tenang mati sehubungan dengan dua atau tiga huruf ditangannya pula. Selain itu pahala yang terealisasi tidak menghendaki kebesaran alam baka, Pemberian kematian biasanya berhubungan dengan perjalanan /proses hukum alam semesta’.
Sugiar Yao –
1 – 01/12/2009
Lunyu 9:11 Menceritakan ada orang-orang yang terlahir dengan kemampuan melihat roh-roh halus. Orang ini menyadari dirinya tidak boleh memanfaatkan roh-roh halus ini untuk kepentingan dirinya, sebagai berikut:
Sengan mimik wajah yang dalam mengeluh benar-benar meratapi berkata ‘Lihatlah setara memenuhi sampai diatas, Menerobos masuk berada diruangan sepertinya tidak mau pergi, Melihatnya setara dari depan, Tiba-tiba entah bagaimana menjadi ada dibelakang, Orang berpengetahuan hanya menganut paham yang memiliki kebaikan dan menarik perhatian manusia, Perseteruan dengan saya hanya catatan, Kontrak dengan saya hanya etika, Keinginan Gencatan / saling berdamai tidaklah mungkin, Yang telah ada punah dengan kemampuan saya, Apabila ada tempat untuk berdiri, Terkenal jadinya, Apabila memiliki bakat/ berkehendak mengamati seperti ini, Bukannya semangat/ proses yang mengakhirinya.
Sugiar Yao –
0 – 01/12/2009
Pertanyaan menjadi orang tua yang dihormati dari petugas militer senior prihal "Kasih sayang".
Suatu pepatah 'Ayah ibunya peduli pada kesehatan dan kelangsungan hidup anak-anaknya’
Sugiar Yao – 01/12/2009
6. Meng Wu-po bertanya hal Laku Bakti.
Nabi menjawab : "Orang tua merasa sedih kalau anaknya sakit".
Matakin-Indonesia – 07/12/2008
20. Nabi bersabda, "Orang yang tidak merasa segan melaksanakan kata-kataKu, kiranya Hui orangnya."
Matakin-Indonesia –
9 – 07/12/2008
19. Nabi bersabda, "Seumpama membangun gunung-gunungan, setelah hanya kurang satu keranjang untuk menjadikannya, bila terpaksa menghentikannya, akan Kuhentikan. Seumpama meratakan tanah yang berlubang, setelah hanya kurang satu keranjang untuk meratakannya, sekalipun keadaan memaksa berhenti, Aku akan terus melaksanakannya."
Matakin-Indonesia –
8 – 07/12/2008
Nabi bersabda, "Aku belum pernah melihat seseorang yang mencintai Kebajikan seperti mencintai keelokan".
Matakin-Indonesia –
7 – 07/12/2008
17. Tatakala Nabi berdiri di tepi sebuah sungai, bersabda, "Semuanya mengalir pergi seperti ini. Siang malam tiada henti-hentinya."
Matakin-Indonesia –
6 – 07/12/2008
16. Nabi bersabda, "Di luar rumah dapat mengabdi kepada Pemerintah, di dalam rumah dapat mengabdi kepada orang tua dan saudara-saudara, di dalam hal kematian tidak berani tidak bersungguh-sungguh dan tidak bermabuk dengan anggur, inilah yang selalu menjadi pertanyaan, apakah Aku sudah dapat menjalankan ?"
Matakin-Indonesia –
5 – 07/12/2008
15. Nabi bersabda, "SekembaliKu dari negeri Wei ke negeri Lu ini, musik telah ditertibkan, sehingga Nyanyian Pujian dan Nyanyian Pujaan telah ditempatkan pada kedudukannya yang benar."
Matakin-Indonesia –
4 – 07/12/2008
14. a. Nabi ingin pindah saja ke daerah ke sembilan suku bangsa Yi.
b. Ada orang bertanya, "Tempat itu sangat buruk keadaannya. Mengapakah akan tinggal disana ?"
c. Nabi bersabda, "Seorang Junzi diam dimanapun, tiada tempat yang buruk baginya."
Matakin-Indonesia –
3 – 07/12/2008
13. a. Zi-gong bertanya, 'Kalau seseorang mempunyai sebuah batu Giok yang indah, sebaiknya disimpan di dalam lemari saja atau lebih baik dijual ?"
b. Nabi bersabda, "Dijual ! Dijual ! Tetapi nantikanlah harga yang layak."
Matakin-Indonesia –
2 – 07/12/2008
12. a. Nabi sakit keras, Zi-lu memerintahkan murid-murid lain supaya berlaku sebagai menteri (untuk persiapan perkabungan).
b. Tatkala penyakitnya agak berkurang, Nabi bersabda, "Sudah lama kiranya Qiu sakit. Selalu ada-ada saja yang kau lakukan, Zhong-you ! Tidak mempunyai menteri berbuat seolah-olah mempunyainya. Siapakah yang hendak Kukelabui ? Apakah Aku akan mengelabui Tian (Tuhan Yang Maha Esa)?"
c. "Apakah kau kira Aku lebih suka mati dipelukan tangan menteri dari pada mati dipelukan kamu semua, murid-muridKu ? Meski Aku tidak memperoleh upacara penguburan kebesaran, Kukira tidak sampai mati di tengah jalan."
Matakin-Indonesia –
1 – 07/12/2008
11. a. Yan Yuan dengan menarik napas berkata, "Bila kupandang, terasa bertambah tinggi, semakin kugali, terasa bertambah dalam. Kadang-kadang kupandang nampak berdiri di muka, sekonyong-konyong ternyata ada di belakang."
b. "Demikianlah Guru selalu dengan baik meluaskan pengetahuanku dengan kitab-kitab dan melatih diriku dengan Kesusilaan, sehingga walaupun kadang-kadang ingin menghentikan belajar, ternyata tidak dapat."
c. "Aku menggunakan segenap kepandaianku, sehingga terasa teguh dan nampak jelas di mukaku, tetapi untuk mencapainya ternyata masih belum dapat juga."
Matakin-Indonesia –
0 – 07/12/2008
6. Meng Wu-po bertanya hal Laku Bakti.
Nabi menjawab : "Orang tua merasa sedih kalau anaknya sakit".
Matakin-Indonesia – 07/12/2008
「夫子循循然善誘人」
先生の指導はむりやりに詰め込むのではなく、順序だてて自然に理解させるようなやり方であった。
親というものは子どもの健康だけが気がかりなものです。
Anon. – 05/12/2006
Tzeu iou ayant interrogé Confucius sur la piété filiale, le Maître répondit : « La piété filiale qu'on pratique maintenant ne consiste qu'à fournir les parents du nécessaire. Or les animaux, tels que les chiens et les chevaux, reçoivent aussi des hommes ce qui leur est nécessaire. Si ce que l'on fait pour les parents n'est pas accompagné de respect, quelle différence met-on entre eux et les animaux ? »
Couvreur II.7.
Tsze-yû asked what filial piety was. The Master said, "The filial piety nowadays means the support of one's parents. But dogs and horses likewise are able to do something in the way of support;– without reverence, what is there to distinguish the one support given from the other?"
Legge II.7.
Tzu-yu asked about being filial. The Master said, 'Nowadays for a man to be filial means no more than that he is able to provide his parents with food. Even hounds and horses are, in some way, provided with food. If a man shows no reverence, where is the difference?'
Lau [2:7]
Pertanyaan suatu perjalanan prihal “Kasih sayang”.
Suatu pepatah 'Sekarang tentang kasih sayangnya, ceritanya seperti mampu memberikan dukungan hingga mandiri.
Hingga sehubungan dengan diatas menjadi mampu mengurus kuda, pada saat mempraktekkannya mungkin perlu dukungan hingga mandiri, tidak menghargainya, pembawaan dirinya akan berakhir menjadi meninggalkan pekerjaannya’.
Sugiar Yao – 01/12/2009
30. Nabi bersabda, "Yang dapat diajak belajar bersama, belum berarti dapat diajak bersama menempuh Jalan Suci; yang dapat diajak menempuh Jalan Suci, belum berarti dapat diajak bersama berteguh; dan yang dapat diajak berteguh, belum berarti dapat terus bersesuaian paham."
Matakin-Indonesia –
9 – 07/12/2008
29. Nabi bersabda, "Yang Bijaksana tidak dilamun bimbang, Yang berperi Cinta Kasih tidak merasakan susah payah. Dan yang Berani tidak dirundung ketakutan."
Matakin-Indonesia –
8 – 07/12/2008
28. Nabi bersabda, "Setelah tiba tengah musim dingin, barulah kita ketahui, pohon Song dan Bo paling akhirnya gugurnya."
Matakin-Indonesia –
7 – 07/12/2008
27. a. Nabi bersabda, "Dengan pakaian lama bertambal, berjajar bersama dengan orang yang berpakaian dari kulit rubah tanpa merasa malu, hanya Zi-lu orangnya."
b. (Di dalam Kitab Sanjak tertulis) "Tanpa iri, tanpa tamak, siapakah tidak akan berbuat baik ?"
c. Mendengar itu Zi-lu sepanjang hari menghafalkan sanjak itu. Nabi bersabda, "Kalau hanya ingin begitu saja, perbuatan baik apa sudah dilakukan ?"
Matakin-Indonesia –
6 – 07/12/2008
26. Nabi bersabda, "Seorang panglima yang mengepalai tiga pasukan, masih dapat ditawan. Tetapi cita seorang rakyat jelata tidak dapat dirampas."
Matakin-Indonesia –
5 – 07/12/2008
25. Nabi bersabda, "Utamakanlah sikap Satya dan Dapat Dipercaya, janganlah berkawan dengan orang yang tidak seperti dirimu dan bila bersalah janganlah takut memperbaiki !"
Matakin-Indonesia –
4 – 07/12/2008
24. Nabi bersabda, "Kata-kata jujur dan beralasan, siapa tidak ingin mengikutinya, tetapi kalau dapat memperbaiki diri itulah yang paling berharga. Nasehat-nasehat yang lemah lembut siapakah yang merasa tidak suka, tetapi kalau dapat mengembangkan maksudnya, itulah yang paling berharga. Kalau hanya suka tetapi tidak mengembangkan maksudnya, ingin mengikuti tetapi tidak mau memperbaiki diri ; Aku tidak tahu apa yang harus Kulakukan terhadap orang semacam itu."
Matakin-Indonesia –
3 – 07/12/2008
23. Nabi bersabda, "Kita harus hormat kepada angkatan muda, siapa tahu mereka tidak seperti angkatan yang sekarang. Tetapi bila sudah berumur empat puluh, lima puluh, belum juga terdengar perbuatannya yang baik, bolehlah dinilai memang tidak cukup syarat untuk dihormati."
Matakin-Indonesia –
2 – 07/12/2008
22. Nabi bersabda, "Di antara benih yang tumbuh ada yang tidak berbunga, dan di antara yang berbunga ada pula yang tak berbuah."
Matakin-Indonesia –
1 – 07/12/2008
7. Zi-you bertanya hal Laku Bakti.
Nabi menjawab : "Sekarang yang dikatakan Laku Bakti katanya asal dapat memelihara, tetapi anjing dan kudapun dapat memberi pemeliharaan. Bila tidak disertai hormat, apa bedanya ?"
Matakin-Indonesia – 07/12/2008
21. Nabi membicarakan tentang Yan-yuan, "Sungguh sayang (sekarang sudah meninggal) ! Aku hanya melihat kemajuannya tidak pernah melihat ia berhenti".
Matakin-Indonesia –
0 – 07/12/2008
Nabi membicarakan tentang Yan-yuan, "Sungguh sayang (sekarang sudah meninggal dunia) ! Aku hanya melihat kemajuannya tidak pernah melihat ia berhenti."
Matakin-Indonesia –
0 – 07/12/2008
7. Zi-you bertanya hal Laku Bakti.
Nabi menjawab : "Sekarang yang dikatakan Laku Bakti katanya asal dapat memelihara, tetapi anjing dan kudapun dapat memberi pemeliharaan. Bila tidak disertai hormat, apa bedanya ?"
Matakin-Indonesia – 07/12/2008
近ごろは親を扶養することを孝というようだが、養うということだけなら家畜だってそうではないか。
Anon. – 05/12/2006
[Xref] Lunyu IX. 27. quotes Shijing I. 3. (33)
Tzeu hia l'ayant interrogé sur la piété filiale, le Maître répondit : « Il est difficile de tromper par un faux-semblant de piété filiale. Quand les parents ou les frères aînés ont beaucoup à faire, si les fils ou les frères puînés leur viennent en aide ; quand ceux-ci ont du vin et des vivres, et qu'ils les servent à leurs parents et à leurs aînés, est-ce suffisant pour qu'on loue leur piété filiale1 ? »
1. La piété filiale requiert en outre une affection cordiale.
Couvreur II.8.
Tsze-hsiâ asked what filial piety was. The Master said, "The difficulty is with the countenance. If, when their elders have any troublesome affairs, the young take the toil of them, and if, when the young have wine and food, they set them before their elders, is THIS to be considered filial piety?"
Legge II.8.
Tzu-hsia asked about being filial. The Master said, 'What is difficult to manage is the expression on one's face. As for the young taking on the burden when there is work to be done or letting the old enjoy the wine and the food when these are available, that hardly deserves to be called filial.'
Lau [2:8]
Pertanyaan suatu yang bersemi prihal “Kasih sayang”.
Suatu pepatah ‘Penampilannya lusuh. ada persoalan, bawahan hanya memiliki pakaian untuk kerja kasar, ada undangan makan di restoran ternama, memberikan pakaian yang layak sekali ini biasanya adalah karena kasih sayang'.
Sugiar Yao – 01/12/2009
6. a. Junzi tidak menggunakan warna ungu tua dan sawo tua untuk hiasan pakaian.
b. Bahkan untuk pakaian dalam biasa juga tidak digunakan warna merah atau kemerah-merahan.
c. Pada waktu musim panas tidak mengenakan pakaian rangkap dari kain katun, halus atau kasar, tetapi selalu mengenakan pakaian dalam.
d. Bila mengenakan pakaian luar berwarna hitam, pakaian dalamNya dibuat dari kulit kambing hitam. Bila mengenakan pakaian luar berwarna putih, pakaian dalamNya dibuat dari kulit rusa putih. Dan bila mengenakan pakaian luar berwarna kuning, pakaian dalamNya dibuat dari kulit rubah kuning.
Matakin-Indonesia –
6 – 07/12/2008
5. a. Pada waktu membawa tanda titah, jalanNya membongkok seolah-olah tidak kuat membawanya. Pada waktu mengangkat tanda titah itu ke atas, nampak sebagai orang menghormat dengan Yu, dan pada waktu menurunkannya nampak sebagai orang menyerahkan sesuatu. Wajahnya juga nampak berubah penuh perhatian, tindakan kakiNya seolah-olah dibebani sesuatu.
b. Setelah menyerahkan tanda titah itu, baharulah wajahNya nampak tenang.
c. Pada waktu bertemu dengan raja di luar dinas, wajahNya nampak sangat senang.
Matakin-Indonesia –
5 – 07/12/2008
4. a. Pada waktu masuk pintu gerbang, jalanNya membongkok seolah-olah tempatnya tidak leluasa.
b. Pada waktu berdiri tidak pernah ditengah pintu, dan pada waktu melaluinya tidak menginjak ambang pintu.
c. Pada waktu melewati tahta, wajahnya nampak berubah, kakinya agak ditekuk, dan kata-kataNya terdengar perlahan.
d. Pada waktu menaiki balairung, jubahNya diangkat dengan rapih, badanNya membongkok, napasNya ditahan seoralh-olah tidak bernapas.
e. Pada waktu turun kembali, begitu turun di tingkat pertama, wajahNya nampak gembira dan sikapNya lebih leluasa. Setelah sampai di bawah, cepat-cepat berjalan dengan tangan seperti burung membentangkan sayap menuju tempatNya, dan sikapNya tetap hormat serta sedap dipandang.
Matakin-Indonesia –
4 – 07/12/2008
3. a. Pada waktu ditugaskan menyambut tamu, nampak perubahan pada wajahnya dan langkah kakinya tenang.
b. Setelah berhadapan (dengan tamu) dan saling memberi Yu, sekalipun mengangkat tangan menghadap ke kiri dan ke kanan, pakaiannya bagian muka maupun belakang nampak rapih.
c. Pada waktu maju menyambut, sikap jalannya sangat indah, tangannya seperti burung membentangkan sayap.
d. Setelah tamu pergi, selalu memberi laporan, "Para tamu sudah tidak menoleh lagi."
Matakin-Indonesia –
3 – 07/12/2008
2. a. Pada waktu Beliau di balairung, bila bercakap-cakap dengan pembesar rendahan, nampak sangat ramah tamah tetapi tegas, dan bila bercakap-cakap dengan pembesar tinggi nampak hormat tetapi tepat.
b. Bila raja hadir, sikapNya penuh hormat dan tenang.
Matakin-Indonesia –
2 – 07/12/2008
1. a. Pada waktu Nabi Kongzi di kampung halaman sendiri, nampak sangat hormat seprti tidak cakap bicara.
b. Pada saat di dalam Miao leluhur atau di istana, sangat lancar bicara, hanya saja selalu berhati-hati.
Matakin-Indonesia –
1 – 07/12/2008
31. 'Betapa indah bunga Tang Di. Selalu bergoyang menarik. Bukan aku tidak mengenangmu, hanya tempatmu terlampau jauh.' Membaca itu Nabi bersabda, "Sesungguhnya engkau tidak memikirkannya benar-benar. Kalau benar-benar, apa artinya jauh ?'
Matakin-Indonesia –
0 – 07/12/2008
8. Zi-xia bertanya hal Laku Bakti.
Nabi menjawab : "Sikap wajahlah yang sukar. Ada pekerjaan, anak melakukan dengan sekuat tenaga; ada anggur dan makanan, lebih dahulu disuguhkan kepada orang tua; kalau hanya demikian saja, cukupkah dinamai Laku Bakti ?"
Matakin-Indonesia – 07/12/2008
親にたいする態度が大事だ。何かあれば若い者が代わって骨を折り、酒食はまず年長者に勧める。これは当然のことで、それだけでは孝とは言えない。どんな態度をとるかが難しいのだよ。
Anon. – 05/12/2006
After the fifth character, the remaining characters are a mis-copy from 10:6.
[Text has been corrected, thanks]
Le Maître dit : « Houei1 écoute mes explications toute une journée sans m'adresser une objection ni une question, comme s'il était stupide. Quand il s'est retiré, et que j'examine sa conduite privée, je le vois capable de se révéler. Houei n'est pas stupide du tout ! »
1. Tzeu iuan (MBC).
Couvreur II.9.
The Master said, "I have talked with Hûi for a whole day, and he has not made any objection to anything I said;– as if he were stupid. He has retired, and I have examined his conduct when away from me, and found him able to illustrate my teachings. Hûi! – He is not stupid."
Legge II.9.
The Master asked, 'I can speak to Hui all day without his disagreeing with me in any way. Thus he would seem to be stupid. However, when I take a closer look at what he does in private after he has withdrawn from my presence, I discover that it does, in fact, throw light on what I said. Hui is not stupid after all.'
Lau [2:9]
Introspeksi diri:
Suatu pepatah ‘Menurut saya setiap hari sebelum tidur perlu menelusuri kembali ucapan yang telah dilakukan sejak pagi hari sehingga tidak memaksakan kehendak ataupun tetap dalam kebodohan. Dengan instropeksi menelusuri tindakan mau menang sendiri, selanjutnya dapat menjelaskan dengan cukup sesuatu yang akan disebar luaskan, menelusuri kembali tidak akan kelihatan seperti orang bodoh’.
Sugiar Yao – 01/12/2009
9. Nabi bersabda : "Sepanjang hari Aku bercakap-cakap dengan Hui (Yan Yuan); dalam percakapan ia tidak pernah membantah, seolah-olah seorang bodoh. Tetapi, setelah ia undur dari hadapanKu dan Kuselidiki prilaku dalam kehidupan pribadinya, ternyata ia dapat memenuhi ajaranKu. Sesungguhnya Hui tidak bodoh".
Matakin-Indonesia – 07/12/2008
Le Maître dit : « Si l'on considère pourquoi et comment un homme agit, si l'on examine ce qui l'apaise, pourra-t-il cacher ce qu'il est ? »
Couvreur II.10.
1. The Master said, "See what a man does.
2. "Mark his motives.
3. "Examine in what things he rests.
4. "How can a man conceal his character? How can a man conceal his character?"
Legge II.10.
The Master said, 'Look at the means a man employs, observe the path he takes and examine where he feels at home. In what way is a man's true character hidden from view? In what way is a man's true character hidden from view?'
Lau [2:10]
Suatu pepatah 'Melihat dirinya seperti apa adanya, mengamati dirinya seperti apa semangatnya, periksa dirinya seperti apa keamanannya, bagaimana seseorang ada kepastian bisa bertahan hidup sampai tua, bagaimana seseorang ada kepastian bisa bertahan hidup sampai tua'.
Sugiar Yao – 01/12/2009
10. a. Nabi bersabda : "Tiliklah latar belakang perbuatannya".
b. "Lihatlah bagaimana ia akan mewujudkannya".
c. "Dan selidikilah kesenangannya".
d. "Dengan demikian, bagaimana orang dapat menyembunyikan sifat-sifatnya ?"
Matakin-Indonesia – 07/12/2008
in the last two lines we should have sou1 (be concealed) not sou3 (old person) — Y. R.
Anon. – 09/12/2006
Le Maître dit : « Celui qui repasse dans son esprit ce qu'il sait déjà, et par ce moyen acquiert de nouvelles connaissances1, pourra bientôt enseigner les autres. »
1. Littéralement. « En réchauffant l'ancien [tout comme on réchauffe un mets], on perçoit le nouveau. » De répétitions en réinterprétations des textes anciens, se dégagent un sens nouveau, actuel, et une application pratique (MBC).
Couvreur II.11.
The Master said, "If a man keeps cherishing his old knowledge, so as continually to be acquiring new, he may be a teacher of others."
Legge II.11.
The Master said, 'A man is worthy of being a teacher who gets to know what is new by keeping fresh in his mind what he is already familiar with.'
Lau [2:11]
Suatu pepatah ‘Kehangatan sejak zaman dulu adalah dapat mengerti hal-hal baru, bolehlah menjadi guru selamanya’.
Sugiar Yao – 01/12/2009
11. Nabi bersabda : "Orang yang memahami Ajaran Lama lalu dapat menerapkan pada yang Baru, dia boleh dijadikan guru".
Matakin-Indonesia – 07/12/2008
[Xref] Lunyu XI. 6. quotes Shi Jing III. 3. (256)
My name is Sanzinsoo. My website is http://uk.geocities.com/sanzinsoo. My translation for this phrase (Lun Yu 2:11) is as follows.
Master Kong said to me, "If you would like to see the future or what is new, you should study the past or what is old. If you could study the past and see the future, you could become a Master."
Name: Sanzinsoo – 05/12/2004
Le Maître dit : « Iou1, veux-tu que je t'enseigne le moyen d'arriver à la connaissance ? Ce qu'on sait, savoir qu'on le sait ; ce qu'on ne sait pas, savoir qu'on ne le sait pas : c'est savoir véritablement. »
1. Tzeu lou.
Couvreur II.17.
The Master said, "Yû, shall I teach you what knowledge is? When you know a thing, to hold that you know it; and when you do not know a thing, to allow that you do not know it;– this is knowledge."
Legge II.17.
The Master said, 'Yu, shall I tell you what it is to know. To say you know when you know, and to say you do not when you do not, that is knowledge.'
Lau [2:17]
Suatu pepatah 'Bersemangatlah, membimbing para wanita hingga terbiasa mengerti hal ini. Mengerti hal ini karena mengerti hal ini, tidak mengerti hal ini karena tidak mengerti hal ini adalah merasa mengerti pula'.
Sugiar Yao – 01/12/2009
17. Nabi bersabda : "You (Zi-lu) , Kuberi tahu apa artinya 'mengerti' itu ! Bila mengerti berlakulah sebagai orang yang mengerti ; bila tidak mengerti berlakulah sebagai orang yang tidak mengerti. Itulah yang dinamai 'mengerti'."
Matakin-Indonesia – 07/12/2008
fourth character in should be marked indicate this is not nu3 (woman) but nu3 (you). — Y.R.
Anon. – 09/12/2006
「知之為知之、不知為不知、是知也」
自分の知っていることは何か、知らないことは何か。その区別をはっきりさせることが、「知る」ということなのである。
Anon. – 06/12/2006
友人を選ぶなら、穏健で調和のとれた人の望ましい。さもなければ、つまらぬ俗物よりはむしろ、「狂」(熱狂的)とか「狷」(へんくつ)とか言われる人物と交わりたいものだ。(熱狂的な人は何がなんでもやろうとするし、頑固な人はやるべきでないことは絶対にやらない。)
[Xref] Lunyu XIII. 22. refers to 32th hexagram of the I Ching (third line)
Tzeu tchang étudiait en vue d'obtenir une charge avec des appointements. Le Maître lui dit : « Après avoir entendu dire beaucoup de choses, laisse de côté celles qui sont douteuses, dis les autres avec circonspection, et tu ne t'en blâmeras pas. Après avoir beaucoup vu, laisse ce qui serait dangereux, et fais le reste avec précaution ; tu auras rarement à te repentir. Si tes paroles t'attirent peu de blâme et tes actions peu de repentir, les appointements viendront d'eux-mêmes. »
Couvreur II.18.
1. Tsze-chang was learning with a view to official emolument.
2. The Master said, "Hear much and put aside the points of which you stand in doubt, while you speak cautiously at the same time of the others:– then you will afford few occasions for blame. See much and put aside the things which seem perilous, while you are cautious at the same time in carrying the others into practice:– then you will have few occasions for repentance. When one gives few occasions for blame in his words, and few occasions for repentance in his conduct, he is in the way to get emolument."
Legge II.18.
Tzu-chang was studying with an eye to an official career. The Master said, 'Use your ears widely but leave out what is doubtful; repeat the rest with caution and you will make few mistakes. Use your eyes widely and leave out what is hazardous; put the rest into practice with caution and you will have few regrets. When in your speech you make few mistakes and in your action you have few regrets, an official career will follow as a matter of course.'
Lau [2:18]
Penelitian ilmu pengetahuan & teknologi :
Suatu pengembangan belajar dari penelitian.
Suatu pepatah ‘Masih merasa banyak kekurangan sehingga ada keragu-raguan, berhati-hatilah dengan rumusan yang masih dipertahankan, prinsipnya ada perlakuan khusus yang masih terabaikan, banyak terlihat kekurangan akan menjadi malapetaka, berhati-hatilah dengan kepuasan berlebihan dan mengabaikan kegagalan.
Rumuskan fakta yang terabaikan, rasa cepat puas dan mengabaikan akan menimbulkan penyesalan, penelitian akan berlangsung seperti ini selama-lamanya’.
Sugiar Yao – 01/12/2009
18. a. Zi-zhang ingin belajar cara mendapatkan kedudukan.
b. Nabi bersabda : "Banyaklah mendengar, sisihkan hal yang meragukan dan hati-hati membicarakan hal itu. Dengan demikian akan mengurangi orang lain menyalahkan. Banyaklah melihat, sisihkan hal yang membahayakan dan hati-hatilah menjalankan hal itu. Dengan demikian akan mengurangi kekecewaan sendiri. Dengan pembicaraan tidak banyak mengandung kesaahan dan perbuatan tidak banyak menimbulkan kekecewaan, di situlah terletak rahasia kedudukan".
Matakin-Indonesia – 07/12/2008
君子は人と和を保つが、妥協はしない。小人はこれとは逆で、人と妥協するが、本当の和を保つのではない。
zoug riu a parlé :
l'homme honnorable se cache derrière le soleil couchant, le petit tigre du désert à la volonté d'aider la grande pantère noire et le petit mouton.
Seul l'avenir et le passé pourra nous enseigner le savoir des anciens.
Ziykuriu – 02/11/2002
Ngai, prince de Lou1, dit à Confucius : « Que doit faire un prince pour que le peuple soit content ? » Maître K'ong répondit : « Si le prince élève aux charges les hommes vertueux et écarte tous les hommes vicieux, le peuple le soutiendra ; si le prince élève aux charges les hommes vicieux et écarte les hommes vertueux, le peuple ne se soumettra pas. »
1. Le prince Ngai, souverain fantoche, qui régna sur le pays de Lou de 494 à 468 av. J.-C. Le véritable pouvoir était passé entre les mains de trois familles (Meng, Chou, Ki) (MBC).
Couvreur II.19.
The Duke Âi asked, saying, "What should be done in order to secure the submission of the people?" Confucius replied, "Advance the upright and set aside the crooked, then the people will submit. Advance the crooked and set aside the upright, then the people will not submit."
Legge II.19.
Duke Ai asked, 'What must I do before the common people will look up to me?'
Confucius answered, 'Raise the straight and set them over the crooked and the common people will look up to you. Raise the crooked and set them over the straight and the common people will not look up to you.'
Lau [2:19]
Management :
Terdengar pepatah umumnya menyedihkan ‘Bagaimana membawakan sehingga masyarakat mau menerima'.
Konghucu menghadapinya dengan pepatah ‘Mengangkat secara langsung kerugian berbagai kekeliruan, selanjutnya masyarakat dapat menerima.
Mengangkat kekeliruan yang menyebabkan berbagai kerugian secara langsung, selanjutnya masyarakat tidak mau menerima'.
Sugiar Yao – 01/12/2009
19. Pangeran Ai bertanya : "Bagaimanakah caranya agar rakyat mau menurut ?"
Kongzi menjawab : "Angkatlah orang yang jujur dan singkirkanlah orang yang curang; dengan demikian niscaya rakyat menurut. Kalau diangkat orang-orang yang curang dan disingkirkan orang yang jujur, niscaya rakyat tidak mau menurut".
Matakin-Indonesia – 07/12/2008
third word should be wen4 (ask) not wen2 (hear)
Rabinovich – 09/12/2006
Ki K'ang tzeu1 dit : « Que faut-il faire pour que le peuple respecte son prince, lui soit fidèle et loyal ? » Le Maître répondit : « Que le prince montre de la dignité, et il sera respecté ; qu'il honore ses parents et soit bon envers ses sujets, et ses sujets lui seront fidèles ; qu'il élève aux charges les hommes de mérite et forme les incompétents, et il excitera le peuple à cultiver la vertu. »
1. Premier ministre du prince Ngai, et chef de la famille Ki en 492 av.J.-C.
Couvreur II.20.
Chî K'ang asked how to cause the people to reverence their ruler, to be faithful to him, and to go on to nerve themselves to virtue. The Master said, "Let him preside over them with gravity;– then they will reverence him. Let him be final and kind to all;– then they will be faithful to him. Let him advance the good and teach the incompetent;– then they will eagerly seek to be virtuous."
Legge II.20.
Chi K'ang Tzu asked, 'How can one inculcate in the common people the virtue of reverence, of doing their best and of enthusiasm?'
The Master said, 'Rule over them with dignity and they will be reverent; treat them with kindness and they will do their best; raise the good and instruct those who are backward and they will be imbued with enthusiasm.'
Lau [2:20]
Pertanyaan suatu potensi musiman 'Menjadikan masyarakat menghargai, ada kesungguhan hati sehingga rajin, seperti inilah yang dikehendaki'.
Suatu pepatah ‘Perlihatkan seperti pada pertanian, selanjutnya akan menghargai, kasih sayang yang manusiawi, selanjutnya akan ada kesungguhan hati, mengangkat kebaikannya begitu pula mengajarkan yang tidak diperbolehkan, selanjutnya akan rajin'.
Sugiar Yao – 01/12/2009
20. Ji Kong-zi bertanya : "Bagaimanakah agar rakyat mau bersikap Hormat, Satya dan bersedia menerima nasehat-nasehat ?"
Nabi menjawab : "Hadapilah mereka dengan keluhuran budi, niscaya mereka bersikap Hormat. Teladanilah dengan sikap Bakti dan Kasih Sayang, niscaya mereka akan bersikap Satya. Angkatlah orang-orang yang baik untuk mendidik yang belum mengerti, niscaya mereka mau menerima nasehat-nasehat".
Matakin-Indonesia – 07/12/2008
文 is missing as next-to-last character
Quelqu'un dit à Confucius : « Maître, pourquoi ne prenez-vous aucune part au gouvernement ? » Maître K'ong répondit : « Le Livre des Documents1 ne dit-il pas, en parlant de la piété filiale : “Respectueux envers vos parents et bienveillants envers vos frères, vous ferez fleurir ces vertus partout sous votre gouvernement ?” Faire régner la vertu dans sa famille par son exemple, c'est aussi gouverner. Remplir une charge, est-ce la seule manière de prendre part au gouvernement ? »
1. Le Livre des Documents dépeint l'histoire de la Chine, depuis l'époque mythique jusqu'à la dynastie des Tcheou (1121-256 av. J.-C.) (MBC).
Couvreur II.21.
1. Some one addressed Confucius, saying, "Sir, why are you not engaged in the government?"
2. The Master said, "What does the Shû-ching say of filial piety? – 'You are final, you discharge your brotherly duties. these qualities are displayed in government.' This then also constitutes the exercise of government. Why must there be THAT – making one be in the government?"
Legge II.21.
Someone said to Confucius, 'Why do you not take part in govern- ment?' The Master said, 'The Book of History says, "Oh! Simply by being a good son and friendly to his brothers a man can exert an influence upon government." In so doing a man is, in fact, taking part in government. How can there be any question of his having actively to "take part in government"?'
Lau [2:21]
Mungkin menceritakan pepatah Konghucu 'Suatu alasan tidak diatur pemerintah'.
Suatu pepatah 'Buku yang beredar, membiasakan kasih sayang hanya kasih sayang, hubungan teman saudara-saudara kita, dapat diterapkan sehubungan ada pemerintah, ada lagi yang diatur pemerintah, alasannya perlu diatur pemerintah’.
Sugiar Yao – 01/12/2009
21. a. Ada orang bertanya kepada Nabi Kongzi : "Mengapa Guru tidak memangku jabatan ?"
b. Nabi menjawab : "Di dalam Shu Jing tertulis, 'Berbaktilah' Berbakti dan mengasihi saudara-saudara, ini sudah berarti membantu pemerintah ! Mengpa harus memangku jabatan baru dinamai membantu pemerintah ?"
Matakin-Indonesia – 07/12/2008
Tzeu tchang demanda si l'on pouvait savoir d'avance ce que feraient les empereurs de dix dynasties successives. Le Maître répondit : « La dynastie des [Chang-]In a adopté les rites de la dynastie des Hia ; on peut connaître par les documents ce qu'elle a ajouté ou retranché. La dynastie des Tcheou a adopté les rites de la dynastie des [Chang-]In ; ce qu'elle a ajouté ou retranché se trouve mentionné dans les documents. On peut savoir d'avance ce que feront les dynasties à venir, fussent-elles au nombre de cent. »
Couvreur II.23.
1. Tsze-chang asked whether the affairs of ten ages after could be known.
2. Confucius said, "The Yin dynasty followed the regulations of the Hsiâ: wherein it took from or added to them may be known. The Châu dynasty has followed the regulations of Yin: wherein it took from or added to them may be known. Some other may follow the Châu, but though it should be at the distance of a hundred ages, its affairs may be known."
Legge II.23.
Tzu-chang asked, 'Can ten generations hence be known?''
The Master said, 'The Yin built on the rites of the Hsia. What was added and what was omitted can be known. The Chou built on the rites of the Yin. What was added and what was omitted can be known. Should there be a successor to the Chou, even a hundred generations hence can be known.'
Lau [2:23]
Pertanyaan suatu pengembangan 'Kemungkinan sepuluh generasi dapat dimengerti pula'.
Suatu pepatah ‘Karena masih remang-remang sehubungan berseminya aturan/ etika, sesungguhnya manfaatnya akan ada yang hilang, kemungkinan dimengerti pula. Disebabkan penemuan baru sehubungan masih remang-remang aturan/ etika, sesungguhnya kelebihannya akan ada yang hilang, kemungkinan dimengerti pula.
Karena itu kemungkinan berhasil dengan melanjutkan penemuan baru, sesungguhnya ratusan generasi, kemungkinan dimengerti pula.
Sugiar Yao – 01/12/2009
23. a. Zi Jiang bertanya : "Dapatkah diketahui bagaimana keadaan sepuluh jaman yang akan datang ?"
b. Nabi menjawab : "Apa yang dibuang dan dikembangkan Dinasti Yin atas Kesusilaan Dinasti Xia, dapat diketahui. Apa yang dibuang dan dikembangkan Dinasti Zhou atas Kesusilaan Dinsati Yin, dapat diketahui. Maka dinasti-sinasti selanjutnya meskipun seratus jaman lagi dapat juga diketahui".
Matakin-Indonesia – 07/12/2008
that second 有 should be 無
Le Maître dit : « Celui-là se rend coupable d'adulation, qui sacrifie à un esprit auquel il ne lui appartient pas de sacrifier. Celui-là manque de courage, qui néglige de faire une chose qu'il sait être juste. »
Couvreur II.24.
1. The Master said, "For a man to sacrifice to a spirit which does not belong to him is flattery.
2. "To see what is right and not to do it is want of courage."
Legge II.24.
The Master said, 'To offer sacrifice to the spirit of an ancestor not one's own is obsequious.
'Faced with what is right, to leave it undone shows a lack of courage.'
Lau [2:24]
Lunyu 15:11 Merupakan penjelasan, bahwa untuk memulai suatu usaha sebaiknya dimulai pada waktu remang-remang.
Kenyataan yang kita lihat memang demikian. Jika memulai usaha yang sudah terang benderang persaingannya sangat ketat dan pengusaha baru akan sulit bersaing dengan pengusaha lama yang sudah eksis lebih dahulu.
Begitu pula pada saat merayakan musim semi, perlu dirayakan dengan tari-tarian dan suara merdu, karena merayakan musim semi dengan teriakan2 yang tidak seronok hanya menunjukan dirinya tidak jauh dari bencana.
Dengan kata lain, dihari raya saja tidak dapat menahan diri untuk berucapan yang baik, bagaimana mungkin keseharian dirinya dapat menjaga ucapannya.sebagai berikut:
Pertanyaan mimik wajah yang dalam “Demi Negara bagian”.
Suatu pepatah ‘Memahami musim semi adalah waktunya, Lebih bermanfaat pada saat masih remang-remang mulai berjuang. Menciptakan pakaian bagaikan pangeran.
Kebahagiaan selanjutnya adalah mengharmoniskan dengan menari (dance), Melepas ketegangan (perasaan serius) dengan berteriak, Jauh dari orang berbakat,
Ketegangan dengan teriakan tidak seronok (kata-kata kotor), Merupakan bakat (talenta) orang-orang yang sering menghadapi malapetaka’.
Sugiar Yao –
2 – 01/12/2009
Suatu pepatah 'Dirinya sia-sia memberi persembahan kepada setan, bujukan pula, kelihatannya penyebabnya bukan hati nurani, bukan keberanian pula'.
Sugiar Yao – 01/12/2009
24. a. Nabi bersabda : "Bersembahyang kepada rokh yang tidak seharusnya disembah, itulah menjilat".
b. "Mengetahui Kebenaran tetapi tidak melakukannya, itulah tiada Keberanian".
Matakin-Indonesia – 07/12/2008