...

Lun Yu Introduction Table of content – The Analects of Confucius

The Master discusses with his disciples and unveil his preoccupations with society. Tr. Legge (en), Lau (en) and Couvreur (fr).

Lunyu I. 2.

Filial piety and fraternal submission are the foundation of all virtuous practice.
1. The philosopher Yû said, "They are few who, being filial and fraternal, are fond of offending against their superiors. There have been none, who, not liking to offend against their superiors, have been fond of stirring up confusion.
2. "The superior man bends his attention to what is radical. That being established, all practical courses naturally grow up. Filial piety and fraternal submission! – are they not the root of all benevolent actions?"

Legge I.2.

Yu Tzu said, 'It is rare for a man whose character is such that he is good as a son and obedient as a young man to have the inclination to transgress against his superiors; it is unheard of for one who has no such inclination to be inclined to start a rebellion. The gentleman devotes his efforts to the roots, for once the roots are established, the Way will grow therefrom. Being good as a son and obedient as a young man is, perhaps, the root of a man's character.'

Lau [1:2]

Iou tzeu1 dit : « Parmi les hommes naturellement enclins à respecter leurs parents, à honorer ceux qui sont au-dessus d'eux, peu aiment à résister à leurs supérieurs. Un homme qui n'aime pas à résister à l'autorité, et cependant aime à exciter du trouble, ne s'est jamais rencontré. Le sage donne son principal soin à la racine. Une fois la racine affermie, la Voie peut naître. L'affection envers nos parents et le respect envers ceux qui sont au-dessus de nous sont comme la racine de la vertu. »

1. Disciple de Confucius. Le seul, avec Tseng tseu, qui soit dénommé « maître » (MBC).

Couvreur I.2.

Seseorang sakit psihis ‘Satu jalan berbuat (jalan/ cara yang dipakai orang) untuk sekelompok orang seolah-olah dirinya menteri, Pepatah setelah mendengar penyakitnya ‘Perlu waktu lama untuk menjadi seperti semula, Disebabkan semangat kemampuannya tidak memadai pula, Bukan pejabat negara akan tetapi berlaku seolah-olah pejabat negara, Menurut saya ‘Barang siapa mengambil manfaat yang tidak wajar, Surga juga mengambil manfaat yang tidak wajar selamanya, Selain itu diberi keputusan dirinya mati oleh tangan pejabat Negara pula, Tidaklah tenang mati sehubungan dengan dua atau tiga huruf ditangannya pula. Selain itu pahala yang terealisasi tidak menghendaki kebesaran alam baka, Pemberian kematian biasanya berhubungan dengan perjalanan /proses hukum alam semesta’.
Sugiar Yao – 21 – 2009/12/01
Lunyu 9:6 Menjelaskan yang besar nilai/ pengaruhnya memberikan kontribusi pada kehidupan setiap orang.
Setiap orang disini termasuk orang-orang berpengetahuan yang dapat menciptakan hal-hal baru dan lain-lain dll. Selama ini mendapatkan bimbingan sehingga dirinya dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dengan tepat. Selanjutnya Nabi secara diplomatis mengatakan, yang besar nilainya/ pengaruhnya mengerti saya, berarti roh pembimbing Nabi selalu memberikan bimbingan pada dirinya. Nabi tidak menghendaki dirinya dinilai angkuh, merasa dirinya utusan tuhan, karena itu menyatakan boleh dikata banyak mendapatkan bimbingan dan boleh dikata belum cukup.

Pertanyaan yang besar nilainya/pengaruhnya memberikan kontribusi pepatahnya ‘Orang berpengetahuan mendapat bimbingan karena partisipasinya, Membawa begitu banyak kemungkinan pula.
Pepatah suatu kontribusi ‘Surga yang mapan dapat diperoleh melalui persiapan roh pembimbing, Lagi-lagi banyak kemungkinan pula. Seseorang mendengar seperti ini menyatakan ‘
Yang besar nilainya/ pengaruhnya mengerti saya, Menurut saya masih kurang pula, sikap merendahkan diri, Sejak dahulu banyak potensi memahami maksud urusan.
Biasanya Nabi banyak sudah melekat, Tidak banyak pula'.
Sugiar Yao – 15 – 2009/12/01
Lunyu 9:11 Menceritakan ada orang-orang yang terlahir dengan kemampuan melihat roh-roh halus. Orang ini menyadari dirinya tidak boleh memanfaatkan roh-roh halus ini untuk kepentingan dirinya, sebagai berikut:

Sengan mimik wajah yang dalam mengeluh benar-benar meratapi berkata ‘Lihatlah setara memenuhi sampai diatas, Menerobos masuk berada diruangan sepertinya tidak mau pergi, Melihatnya setara dari depan, Tiba-tiba entah bagaimana menjadi ada dibelakang, Orang berpengetahuan hanya menganut paham yang memiliki kebaikan dan menarik perhatian manusia, Perseteruan dengan saya hanya catatan, Kontrak dengan saya hanya etika, Keinginan Gencatan / saling berdamai tidaklah mungkin, Yang telah ada punah dengan kemampuan saya, Apabila ada tempat untuk berdiri, Terkenal jadinya, Apabila memiliki bakat/ berkehendak mengamati seperti ini, Bukannya semangat/ proses yang mengakhirinya.
Sugiar Yao – 20 – 2009/12/01
Pertanyaan suatu kontribusi “Nabi”.
Suatu pepatah 'Terlebih dahulu dirinya menguasai rumus kemudian diikuti dengan penelitian ilmiahnya'.
Sugiar Yao – 9 – 2009/12/01
Suatu pepatah 'Nabi bukan peralatan'.
(peralatan yang dapat dimanfaatkan sesuka hati oleh penguasa/ orang-orang kaya)
Sugiar Yao – 8 – 2009/12/01
Suatu pepatah ‘Kehangatan sejak zaman dulu adalah dapat mengerti hal-hal baru, bolehlah menjadi guru selamanya’.
Sugiar Yao – 7 – 2009/12/01
Suatu pepatah 'Melihat dirinya seperti apa adanya, mengamati dirinya seperti apa semangatnya, periksa dirinya seperti apa keamanannya, bagaimana seseorang ada kepastian bisa bertahan hidup sampai tua, bagaimana seseorang ada kepastian bisa bertahan hidup sampai tua'.
Sugiar Yao – 6 – 2009/12/01
Introspeksi diri:
Suatu pepatah ‘Menurut saya setiap hari sebelum tidur perlu menelusuri kembali ucapan yang telah dilakukan sejak pagi hari sehingga tidak memaksakan kehendak ataupun tetap dalam kebodohan. Dengan instropeksi menelusuri tindakan mau menang sendiri, selanjutnya dapat menjelaskan dengan cukup sesuatu yang akan disebar luaskan, menelusuri kembali tidak akan kelihatan seperti orang bodoh’.
Sugiar Yao – 5 – 2009/12/01
Pertanyaan suatu yang bersemi prihal “Kasih sayang”.
Suatu pepatah ‘Penampilannya lusuh. ada persoalan, bawahan hanya memiliki pakaian untuk kerja kasar, ada undangan makan di restoran ternama, memberikan pakaian yang layak sekali ini biasanya adalah karena kasih sayang'.
Sugiar Yao – 4 – 2009/12/01
Pertanyaan suatu perjalanan prihal “Kasih sayang”.
Suatu pepatah 'Sekarang tentang kasih sayangnya, ceritanya seperti mampu memberikan dukungan hingga mandiri.
Hingga sehubungan dengan diatas menjadi mampu mengurus kuda, pada saat mempraktekkannya mungkin perlu dukungan hingga mandiri, tidak menghargainya, pembawaan dirinya akan berakhir menjadi meninggalkan pekerjaannya’.
Sugiar Yao – 3 – 2009/12/01
Pertanyaan menjadi orang tua yang dihormati dari petugas militer senior prihal "Kasih sayang".
Suatu pepatah 'Ayah ibunya peduli pada kesehatan dan kelangsungan hidup anak-anaknya’
Sugiar Yao – 2 – 2009/12/01
Pertanyaan menjadi orang tua yang dihormati dan penyabar prihal “Kasih sayang”.
Suatu pepatah ‘Jangan memaksakan kehendak, lambat melindungi'.
Seseorang memberitahu pepatahnya seperti ‘Cucu orang tua yang dihormati dikaitkan dengan saya'.
Saya menghadapinya dengan pepatah ‘Jangan memaksakan kehendak'.
Pepatah lambat melindungi 'menceritakan yang selama ini menjadi kebiasaannya pula’.
Suatu pepatah ‘Melahirkan, persoalan diperlakukan dengan aturan, meninggal, kremasi diperlakukan dengan aturan, memberi persembahan diperlakukan dengan aturan’.
Sugiar Yao – 1 – 2009/12/01
Suatu pepatah ‘Saat berumur lima belas tahun telah memiliki kesadaran untuk belajar. Umur tiga puluh memiliki pendirian, Umur empat puluh tahun tidak kebingungan. Umur lima puluh tahun mengerti adanya kodrat. Umur enam puluh tahun mudah mendengarkan pendapat yang masuk akal. Umur tujuh puluh tahun hatinya dapat menerima sesuatu yang menjadi nafsunya dan tidak mampu dijangkaunya’.
Sugiar Yao – 0 – 2009/12/01
Ada suatu pepatah, "Sebaiknya menjadi orang yang memiliki kasih sayang pada generasi muda, Orang-orang muda merasa boleh membuat keributan keatas, jarang selamanya seperti ini, apabila tidak boleh membuat keributan keatas, mereka merasa boleh menimbulkan kesalah pahaman, seharusnya tidak seperti ini pula adanya. Nabi pada dasarnya membawa misi, Pada dasarnya dilahirkan oleh hukum alam semesta. Dirinya memiliki kasih sayang pada generasi muda, dirinya memilih damai sebagai dasar kebersamaan".
Sugiar Yao – 2009/12/01
6. a. Junzi tidak menggunakan warna ungu tua dan sawo tua untuk hiasan pakaian.
b. Bahkan untuk pakaian dalam biasa juga tidak digunakan warna merah atau kemerah-merahan.
c. Pada waktu musim panas tidak mengenakan pakaian rangkap dari kain katun, halus atau kasar, tetapi selalu mengenakan pakaian dalam.
d. Bila mengenakan pakaian luar berwarna hitam, pakaian dalamNya dibuat dari kulit kambing hitam. Bila mengenakan pakaian luar berwarna putih, pakaian dalamNya dibuat dari kulit rusa putih. Dan bila mengenakan pakaian luar berwarna kuning, pakaian dalamNya dibuat dari kulit rubah kuning.
Matakin-Indonesia – 46 – 2008/12/07
5. a. Pada waktu membawa tanda titah, jalanNya membongkok seolah-olah tidak kuat membawanya. Pada waktu mengangkat tanda titah itu ke atas, nampak sebagai orang menghormat dengan Yu, dan pada waktu menurunkannya nampak sebagai orang menyerahkan sesuatu. Wajahnya juga nampak berubah penuh perhatian, tindakan kakiNya seolah-olah dibebani sesuatu.
b. Setelah menyerahkan tanda titah itu, baharulah wajahNya nampak tenang.
c. Pada waktu bertemu dengan raja di luar dinas, wajahNya nampak sangat senang.
Matakin-Indonesia – 45 – 2008/12/07
4. a. Pada waktu masuk pintu gerbang, jalanNya membongkok seolah-olah tempatnya tidak leluasa.
b. Pada waktu berdiri tidak pernah ditengah pintu, dan pada waktu melaluinya tidak menginjak ambang pintu.
c. Pada waktu melewati tahta, wajahnya nampak berubah, kakinya agak ditekuk, dan kata-kataNya terdengar perlahan.
d. Pada waktu menaiki balairung, jubahNya diangkat dengan rapih, badanNya membongkok, napasNya ditahan seoralh-olah tidak bernapas.
e. Pada waktu turun kembali, begitu turun di tingkat pertama, wajahNya nampak gembira dan sikapNya lebih leluasa. Setelah sampai di bawah, cepat-cepat berjalan dengan tangan seperti burung membentangkan sayap menuju tempatNya, dan sikapNya tetap hormat serta sedap dipandang.
Matakin-Indonesia – 44 – 2008/12/07
3. a. Pada waktu ditugaskan menyambut tamu, nampak perubahan pada wajahnya dan langkah kakinya tenang.
b. Setelah berhadapan (dengan tamu) dan saling memberi Yu, sekalipun mengangkat tangan menghadap ke kiri dan ke kanan, pakaiannya bagian muka maupun belakang nampak rapih.
c. Pada waktu maju menyambut, sikap jalannya sangat indah, tangannya seperti burung membentangkan sayap.
d. Setelah tamu pergi, selalu memberi laporan, "Para tamu sudah tidak menoleh lagi."
Matakin-Indonesia – 43 – 2008/12/07
2. a. Pada waktu Beliau di balairung, bila bercakap-cakap dengan pembesar rendahan, nampak sangat ramah tamah tetapi tegas, dan bila bercakap-cakap dengan pembesar tinggi nampak hormat tetapi tepat.
b. Bila raja hadir, sikapNya penuh hormat dan tenang.
Matakin-Indonesia – 42 – 2008/12/07
1. a. Pada waktu Nabi Kongzi di kampung halaman sendiri, nampak sangat hormat seprti tidak cakap bicara.
b. Pada saat di dalam Miao leluhur atau di istana, sangat lancar bicara, hanya saja selalu berhati-hati.
Matakin-Indonesia – 41 – 2008/12/07
Lun Yu I. 2. (2) IntroductionTable of content
Previous page
Next page
Chinese landscape on plate (58)

The Analects of Confucius – Lun Yu I. 2. (2) – Chinese off/onFrançais/English
Alias the Lunyu, the Lun Yü, the Analects, les Entretiens du maître avec ses disciples.

The Book of Odes, The Analects, Great Learning, Doctrine of the Mean, Three-characters book, The Book of Changes, The Way and its Power, 300 Tang Poems, The Art of War, Thirty-Six Strategies
Welcome, help, notes, introduction, table.
IndexContactTop

Wengu, Chinese Classics multilingual text base